Semarang, Februari 2018
Perjalanan kereta api, selalu berhasil mengingatkanku dengan perjalanan masa kecilku. Kali ini, walaupun berbeda jalur, Sepanjang perjalanan menatapi jendela luar selalu berhasil membawaku dalam perjalanan ke masa lalu, masa-masa perjalanan kereta-api antar provinsi menjadi penuh perjalanan yang penuh emosi, terkadang sedih, terkadang senang, begitulah perjalanan anak rantau. Kursi sebelah jendela selalu menjadi tempat favoritku dalam perjalanan, baik udara maupun darat. Namun perjalanan kereta lebih banyak menyajikan pemandangan maupun kehidupan disekililing jalur. kali ini, kereta pagi pukul 06.00 pagi mungkin menjadi alasan kereta ini tidak terlalu ramai dan nyaman untuk ku menikmati “Me Time” ku.
Sesaat, lamunanku terbuyarkan oleh datangnya pak kondektur yang rapih mengecek penumpang satu persatu. Surabaya Pasar Turi- Semarang Tawang tertulis di karcis keretaku. Dalam 4 jam perjalananku ini, cukup untuk ku mengingat-ingat kembali masa rantauan ku pertama kali harus jauh dari rumah waktu MTs (SMP) sebelum akan ku temui teman-teman lamaku, teman seperjuangan di Pondok Pesantren.
Pertemuanku pertama dengan salah satu kakak kelas ku yang dulu sering berbagi cerita. Tak berubah, keramaian starbucks seakan tak bisa mengalihkan perhatianku, dengan berbagai cerita-cerita menariknya kami menghabiskan waktu hanya untuk saling bercerita. Tentang keaktifannya mengikuti lomba kesana-kemari, tentang passionnya dengan dunia kreatif serta tentang perjalanannya traveling ke negara negara tetangga, sangan menyenangkan dan memotivasi.
Lalu pertemuanku kedua Bersama temen-temen satu angkatan di Pondok Pesantren yang kebetulan keduanya adalah temen satu kamar waktu kelas 1 MTs, jaman-jaman pertama kali jauh dari rumah, jaman-jaman masih “Hola-holo”, jaman penyesuaian dengan lingkungan pondok yang jauh dari keluarga. Umur 12 tahun pada saat itu, tak heran masih banyak cerita-cerita lucu yang nggak bisa berhenti diketawain. Mulai dari cerita nangis di kamar atau di kamar mandi, cerita di hukum bareng-bareng, cerita gimana senengnya kalo ada salah satu yang dijenguk dan bawa makanan ke kamar, cerita gimana dulu selalu paling rajin mandi pagi habis sholat subuh. percakapan berlanjut seiring kami berjalan-jalan mengunjungi tempat-tempat wisata di semarang, mengingat sudah cukup lama kami tak bertemu, setelah kepindahanku saat MAN (SMA) membuatku jarang sekali mengunjungi Solo ataupun bertemu dengan teman-teman MTs. Perbincangan pun berlanjut hingga hingga memaksakan beberapa teman untuk menginap bersama, perbincangan berlanjut hingga pertanyaan tentang keberadaan semua teman-teman seperjuangan saat ini, sebagian dari mereka menyebar dimana-mana, ada yang sudah menggandeng istri/suami, ada pula yang harus kami relakan. Diantara teman masa lalu yang kutemui, salah satunya sedang sibuk merantau pula ke negeri tetangga berkuliah di universitas islam terkenal, adapula yang kuliah di Bogor, salah satu universitas dambaan, dan ada pula yang berkuliah di universitas terkenal di Semarang.
Pertemuan terakhirku juga dengan teman-teman seperjuangan di masa pondok, hanya saja pertemuan yang ku selipkan di penghujung perjalananku ke kota Bandeng dan Lumpia ini. setelah selesai kegiatanku bersama komunitas 1000 guru, sambal menunggu keberangkatan kereta pukul 9 malam, disela-sela waktu aku sempatkan berbagi sambal mengopi dekat stasiun. Bercerita lagi berbagi kabar dan cerita. Walaupun hanya sebentar, terasa puas bisa bertemu dan mengetahui banyak perbuhaan di diri kita.
Pertemuan dengan teman lama bisa menjadi cara untuk berbahagia secara sederhana, saat-saat dimana kita bisa melupakan gadget hanya untuk saling bercerita. Begitu menyenangkan, membawa rasa semangat tersendiri. Waktu yang terus berjalan secara tidak langsung memaksa kita untuk melakukan perubahan pada diri kita. Dan inti dari sebuah pertemuanku denga teman lama dan kisah lama adalah semua orang berbuah. “People do Change”. Terkadang waktu yang kita rasa berat dulu, menjadi kenangan yang indah untuk dikengan. Karena pembelajaran hidup selalu datang belakangan. Kalau suatu hari nanti kita bertemu. Jangan lupa menyapaku sebagai teman lama yang dulu pernah belajar tentang hidup dalam masalah yang sama denganmu. Aku percaya, kita bisa memenangkan hari-hari kita, baik masa lalu, yang sedang kita jalani, dan esok hari.
Tetap berjuang, dan semoga kita akan bertemu lagi dilain waktu,
Teman dan kenangan lama. Karena aku akan rindu