Sahabat yang kutemui pada garis sebuah waktu,
Yang kusapa ketika ku rindu,
Yang ku tegur ketika ku ragu,
Hanya dari sebuah bingkai kenangan pilu,
Bait-bait kenangan mengalun pelan,
Menarik diri pada tabir sebuah kerinduan,
Bisik hati padamu kawan,
Bahwa jiwamu kan terus bertahan
Aku menunggumu, diatas tanah yang kering,
Dalam balasanmu yang berupa hening,
Melirikku bak teman yang asing,
Memuja langit yang pula tak bergeming
Kutemui kau dalam sebuah persimpangan,
Menyesali diri dalam gelap penyesalan,
Meninggalkanmu bersama keputus asaan,
Begitu pun yang mengobrak-abrik perasaan
Lalu kembali mataku pun menangis,
Mengingat kenangan pilu yang terkais,
Tenggelamku pada ego yang bengis,
Bersantun kata maaf yang tak akan habis