Surabaya, 11 Februari 2020
Sebagai awal tahun ini, pengen bahas yang menjadi perbincangan banyak orang dari beberapa tahun terakhir. Sebenernya perihal ini sudah pernah aku share di Instagram Stories. Maklum, seperti dibilang kemarin, sekarang lebih banyak beralih ke platform lain untuk sharing dan menulis. Cuma karena blog ini sudah lama bersarang laba-laba dan aku lebih aktif posting di Instagram, bolehlah kali ini share juga di blog.
berlandaskan sebuah keresahan yang memang sering dihadapi kawula muda seumuranku dan juga banyak mendengarkan curhatan dari temen temen juga tentang the struggle facing “Quarter Life Crisis”, sebuah kegelisahan dan kegundahan yang menurut penelitian memang sudah wajar dihadapi anak muda berumur 20-25 tahun (1/4 abad) yang memang sedang peralihan peralihannya menuju dunia yang lebih dewasa penuh tanggung jawab dan pilihan yang harus ditentukan dengan baik.
Selama kemarin menjelajahi pengetahuan tentang Quarter Life Crisis diriku pun mencari tahu dari beberapa referensi buku yang bagus untuk dibaca. yang kebetulan buku bukunya memiliki background sudut pandang yang berbeda. jadi buku bukunya itu :
1. Filosofi Teras karangan om Henry Manampiring (dari sudut pandang seorang Filsuf Yunani)
2. The Things You Can See Only When You Slow Down karangan seorang biksu Haemin Sunim. ( Dari sudut pandang seorang biksu)
3. IKIGAI karangan Héctor García (Author), Francesc Miralles (dari sudut pandang budaya orang – orang Jepang)
4. dafgtgtn buku tambahan, Everything is Fckd a Book About Hope karanagan Mark Manson
keempat buku tersebut memiliki background sudut pandang yang berbeda-beda. Dan tentunya setiap buku memberikan cara untuk menghadapi kegelisahan yang berbeda beda.
- Filosofi Teras
Buku ini secara general mengangkat pemikiran seorang filsuf Yunani dan Romawi kuno tentang Stoisisme.
Hal yang menarik dari buku ini salah satunya adalah tentang Amor Fati
apasih Amor Fati? Amor fati artinya itu mencintai takdir. jadi kita
Satu hal yang paling sering disebutkan oleh penulis buku ini adalah Dikotomi Kendali. Artinya, dalam hidup ini ada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan ada yang tidak. Kita, sebagai seorang manusia, harusnya befokus pada apa yang bisa kita kendalikan.
Contoh dari apa yang bisa kita kendalikan adalah persepsi tentang sesuatu dan bagaimana kita memberi respon terhadap sebuah peristiwa.
Yang tidak bisa dikendalikan? Nyinyiran netizen adalah salah satu contoh yang paling mudah. Kita tidak bisa mengendalikan pendapat orang lain.
Selanjutnya, Dikotomi Kendali berkembang menjadi Trikotomi Kendali. Ada hal-hal yang sebagian bisa kita kendalikan, tapi sebagiannya lagi tidak bisa kita kendalikan.
Contohnya adalah nilai kita di sekolah. Kita bisa mendapatkan nilai tinggi dengan belajar, namun tetap pihak sekolah yang akan menentukan nilai kita.
dan ada 4 step untuk mengatur emosi negatif itu sendiri :
S-T-A-R
Stop
Berhenti sejenak dan jangan terlarut sama emosi negatif kita
Think & Assess
Berfikir secara rasional dan meniali emosi atau situasi negatif yang tengah kita hadapi secara objektif
Respond
Kita diminta memilih respons seperti apa yang baiknya kita ambil. Dengan catatan, respons tersebut adalah hasil penggunaan nalar yang sebaik baiknya dengan prinsip bijak,, adil, menahan diri, dan berani.
Contoh Macet :
Macet adalah hal yang nggak bisa kita kendalikan, dan kalo kita cuma nggerutu, ngedumel, dan marah-marah juga ngga merubah apapun. dengan melakukan 4 step mengatur emosi diatas harapannya bisa mengubah emosi negatif jadi positif yaitu bisa disyukuri, diisi baca buku, baca berita atau hal-hal yang positif.
2. The Things You Can See Only When You Slow Down
Buku yang dikarang oleh seorang biksu Budha, kebanyakan berisi quotes-quotes yang memang menenagkan diri, pikiran dan hati. Di tengah-tengah dunia serba cepat dan sibuk yang memaksa kita juga untuk berfikir dan bertindak cepat. ada kalanya kita perlu berhenti sejenak dan menenangkan diri dari semuanya, berhenti dan menenangkan diri hingga kita siap untuk kembali berpacu dalam dunia yang serba cepat.
berikut quotes quotes yang jadi favoritku :
“Life isn’t a hundred-meter race against your friends, but a lifelong marathon against yourself.”
“We know the world only through the window of our mind. When our mind is noisy, the world is as well. And when our mind is peaceful, the world is, too. Knowing our minds is just as important as trying to change the world.”
“When we look at the outside world, we are looking at only a small part that interests us. The world we see is not the entire universe but a limited one that the mind cares about. However, to our minds, that small world is the entire universe. Our reality is not the infinitely stretching cosmos but the small part we choose to focus on. Reality exists because our minds exist. Without the mind, there would be no universe.”
“The more you know, the more you think you don’t. The more you don’t know, the more you think you do.”
3. Ikigai
Sebenernya, Ikigai ini adalah sebuah tradisi yang diterapkan oleh orang-orang di Jepang. Bagaimana ternyata orang Jepang bisa bertahan hidup / memiliki umur yang lama, salah satunya karena budaya ini, yaitu Ikigai / menemukan Ikigai mereka. secara bahasa istilah ikigai sendiri berasal dari kata ‘Iki’ yang artinya kehidupan dan kata ‘Gai’ yang berarti adalah nilai. Lebih simpelnya adalah hal-hal atau nilai-nilai yang hidup kita yang membuat kita selalu semangat untuk bangun tidur. Nggak kayak kita yang biasanya bangun tidur bawaannya mager banget, yang kepikiran kapan sih hari libur. kalopun weekend masih tetep mager buat bangun tidur. Nah Ikigai ini adalah alasan yang bikin kita semangat mulai dari bangun tidur sampe tidur lagi.
Nah gimana sih cara menemukan Ikigai kita? coba kita merenung dan menanyakan diri kita sendiri.
- Apakah yang kamu kuasai (what you’re good at): hal ini menyangkut segala sesuatu yang kita kuasai, pengetahuan, pengalaman, bakat serta talenta yang kita miliki.
- Apakah yang kamu sukai (what do love doing): hal ini menyangkut apa yang kamu sukai atau suka habiskan waktu berjam-jam untuk melakukannya.
- Apa yang dibutuhkan dunia luar (what the world need): ini menyangkut kebutuhan pasar ataupun yang diperlukan oleh orang-orang disekitar Anda.
- Apa yang dunia akan bayarkan kepada Anda (what the world will pay you): ini menyangkut bagaimana dunia akan membayar kita.
Setelah kita menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini barulah kita bisa menemukan Ikigai kita dan mencoba untuk hidup dengan Ikigai kita.
Dari ketiga buku diatas, cukup banyak mengajarkan tentang permasalahan yang mungkin saat ini banyak dihadapi generasi generasi seumuran saya. tentunya ada banyak buku diluar dari ketiga buku diatas yang juga dapat kita pelajarin untuk menghadapi permasalahan ini, namun menurut saya ketiga buku diatas bisa menjadi salah satu/tiganya. Yuk jangan sampai kgundah gulanaan kita, atau masalah yang kita hadapin malah ngebuat kita down dan menyerah. yuk sama sama tetap berjuang dan berterima kasih pada diri sendiri karena sudah selalu berjuang hingga saat ini