Surabaya, 14 Januari 2020
2019 sudah lewat 2 minggu saat catatan ini ku tulis. Twenty twenty, sebutan yang menarik untuk tahun ini, tahun yang banyak ku semaikan harapan harapan yang sudah ku tulis dalam target dan resolusi resolusi di tahun ini. Sebenarnya sudah cukup lama platform ini tidak ku tengok. Kesibukan dan upaya diri berdamai dengan diri cukup banyak menyita waktu, walaupun sebagian alasannya juga karena aku lebih sering berbagi di platform sosial media lainnya, cukup sering berbagi disana. Tak apa, rasa rindu menulis di platform ini tetap selalu muncul di setiap malam.
2019 benar benar banyak mengajarkanku pelajaran. Walaupun, jelas setiap saat, setiap momen, setiap kejadian, setiap masalah selalu membawa pembelajaran dan merupakan sebuah proses pendewasaan. Tahun 2019 cukup banyak sambatan sambatan, cukup banyak air mata, cukup banyak proses penyesuaian yang harus dilewati.
- Berdamailah dengan diri sendiri
Adalah hal pertama yang bisa menjadi rangkuman untuk tahun 2019. Patah hati, demotivated, kecewa hadir mengisi tahun 2019. Dan berdamai dengan diri sendiri adalah jawabannya. seberapa kuat kita menghindarinya, berpura-pura atau memaksakan untuk berbahagia. ternyata nggak bisa kita seterusnya berpura-pura “Nggak jadi manusia”, karena menjadi manusia juga salah satunya adalah menghadapi perasaan-perasaan itu. caranya adalah belajar untuk ikhlas, melepaskan, dan juga memafkan diri sendiri.
2. Penyesuaian dengan sesuatu hal yang baru
Tahun ini banyak penyesuaian-penyesuaian baru yang harus saya lewati, pindah dari Jakarta ke Surabaya. menyesuaikan diri yang sebelumnya sudah 9 tahun merantau, kini harus belajar jadi anak rumah lagi menyesuaikan dengan kota Surabaya lagi. menyesuaikan pula bekerja di lingkungan yang baru, walaupun bukan lingkungan yang asing lagi. tapi, penyesuain pun harus saya lewati. perbedaan cara kerja, peraturan dan nilai nilai perusahaan tentunya membutuhkan penyesuaian. Selain itu penyesuaian dengan suatu hubungan yang baru dan dengan kebiasaan kebiasaan baru yang paling banyak menyita waktuku.
3. Menjaga Konsistensi
Bulan April 2019, ketika memberanikan untuk menimbang badan angka menunjukan 88. Angka yang luar biasaa bagi ku. karena sudah termasuk angka diluar ideal, obesitas maksudnya. dan waktu itu rasanya udah begah banget, baju sudah banyak yang nggak cukup, sering pusing, sering mimisan. Dan disitulah titik balik yang membuat aku membulatkan tekad untuk merubah gaya hidup menjadi lebih baik dan sehat. Dari mulai aktif olahraga, mengatur pola makan (diet) dan banyak belajar tentang kesehatan jiwa maupun mental. Dan sekarang, terhitung di bulan Januari 2020, aku sudah 9 Bulan berhasil nggak makan indomie, 5 bulan nggak makan nasi dan 7 bulan mulai aktif olahraga lari. Lagi-lagi penyesuaian yang tak mudah, banyak tantangan dan yang paling berat adalah untuk menjaga konsistensi. Dan itu juga menjadi salah satu pelajaran yang didapati selain juga tentang kegigihan, persistensi, berjuang mencapai finish/ target dan menjaga endurance.
2019 tentunya sangat layak untuk diberikan kata terima kasih dan sebuah apresiasi, karena 2019 banyak memberikan pelajaran. Harapannya, 2020 bisa menjaga apa apa yang sudah dipelajari selama tahun-tahun sebelumnya. dan juga harus lebih siap dengan tantangan-tantangan lainnya di waktu mendatang. Cukup percaya perjuangan untuk belajar lebih banyak hal dan menjadi diri lebih baik nggak berhenti disini, akan lebih banyak tantangan yang harus dilewati. Dan pastinya sekarang harus lebih bisa berdamai dengan diri sendiri.