Pemuda dengan Isu Sosialnya (Edisi Hari Pendidikan Nasional)

8FDD6E7E-B265-45F4-9588-CD93507E0326

Surabaya, 2 Mei 2018

Akhir-akhir ini saya sering menanyakan pertanyaan yang sama kepada teman-teman dan orang-orang terdekat saya, yaitu “Penting nggak sih, kita sebagai pemuda untuk punya satu isu sosial diantara isu – isu sosial di dunia kita fokuskan untuk coba nyelesaiin masalah tersebut? Dan kalo iya isu apa yang kamu pengen fokuskan?” jawabannya pun beragam. Ada yang menjawab dia concern dengan isu keburukan dan nontransparan jurnalisme, ada pula yang menjawab tentang isu kesetaraan derajat wanita serta women power, ada pula yang menjawab tentang isu Pendidikan di Indonesia dan lain lain.

Pemuda di jaman sekarang tergolong sebagai pemuda-pemuda yang visioner, yang memandang segala hal yang mungkin dampaknya tidak dirasakan sekarang tapi mereka senantiasa membangun progres untuk dampak dikemudian hari. Elon Musk yang begitu semangat memikirkan bagaimana manusia bisa berpindah dan hidup di mars walaupun dia tau mungkin bukan generasi dia yang akan menikmati ide nya tapi dampaknya akan dirasakan di masa kemudian. Siapa yang tak kenal dengan Steve Jobs yang begitu semangatnya memperjuangkan inovasi dan idenya dalam dunia teknologi dan kenyatanyannya hasil karya nya masih kita nikmati walaupun Steve Jobs telah meninggal. Iman Usman dan Jemi Ngadiono keduanya adalah pemuda Indonesia yang akhir-akhir ini menjadi panutan saya, keduanya pemuda yang memilih untuk membenahi potret buram Pendidikan Indonesia baik melalui mebangun bisnis maupun komunitas mereka. Berdasarkan keresahan di hati atas isu Pendidikan di Indonesia Iman Usman membangun Rungguru untuk membantu penyediaan Pendidikan lebih luas melalui teknologi serta meningkatkan kualitas-kualitas guru di Indonesia. Begitu pula dengan Jemi Ngadiono melalui komunitas 1000 Guru yang ia mulai, Jemi Ngadiono membantu penyebaran Pendidikan di Indonesia yang kurang merata khususnya di daerah pedalaman. Dengan kegiatan mengajar sambil traveling berhasil menarik perhatian banyak pemuda-pemudi yang turut merasakan keresahannya namun belum menemukan wadahnya dan akhirnya menemukan 1000 Guru sebagai wadah untuk membagikan ilmu dan pengalamannya untuk adik-adik di pedalaman Indonesia, dan salah satunya adalah saya.

Pendidikan bagi saya adalah isu sosial yang begitu mendasar, dalam artian isu yang krusial dan paling berhubungan dengan isu isu yang lain seperti kemiskinan, perekonomian, serta kesejahteraan sosial. Isu-isu Pendidikan di Indonesia masih kerap menjadi highlight dalam pemberitaan pemberitaan seperti Pendidikan yang kurang merata, Kurikulum yang terus berubah-ubah, Infrastruktur yang kurang memadai, fasilitas yang kurang (Sekolah, buku, alat tulis). Suatu titik balik bagi saya, ketika saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan TnT 1000 Guru dan langsung merasakan rasanya mengajar di pedalaman. Bagaimana perjalanannya menuju desa nya yang menyedihkan, jauh dari perkotaan, bagaimana terbatasnya ruang kelas di sekolahan, bagaimana semangatnya adek-adek untuk terus meraih cita-citanya, dan bagaimana keikhlasan seorang guru yang rela menempuh perjalanan yang jauh dan susah setiap harinya demi berbagi semangat dan ilmu untuk adek-adek di sekolahan. Pengalaman yang begitu menyenangkan sekaligus menyadarkan diri bahwa setiap orang berhak untuk bermimpi dan berhak mendapatkan Pendidikan yang sama.

Pendidikan sebagai penentu kemajuan suatu bangsa, kunci dalam proses perubahan berbagai kemampuan, status dan derajat manusia kearah yang lebih baik. Pendidikan adalah tombak bagi kemajuan bangsa dan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing dengan negara lain. Mengingat Perjuangan Pendidikan di Indonesia jaman dahulu tak luput dari kegigihan kaum kaum tertidik yang mengupayakan kesetaraan maupun Pendidikan di rakyat Indonesia. Lantas seharusnya kitalah kaum-kaum terdidik ikut serta dalam memajukan Pendidikan bangsa, ketika kita telah mendapatkan hak kita yang tinggi maka kewajiban kita untuk membantu orang lain dalam mendapatkan haknya. Ilmu ngga akan habis ketika kita turut membaginya, lantas untuk apa kita masih menyimpannya sendiri. Karena Pendidikan adalah hak untuk setiap orang.

Mungkin udah bosan dengan kata-kata “Pemuda adalah penerus bangsa”, “Masa depan bangsa ada di tangan pemuda-pemudinya”. Lantas bagi saya, kita sebagai pemuda perlu untuk mencari isu sosial yang menurut kita perlu kita concernkan sesuai dengan keresahan hati masing-masing serta latar belakang setiap orang. Dan mulailah berkasi sesuai kapasitas diri.

Tags: