Sudah lebih dari 1 minggu semenjak keberangkatan meninggalkan kampung halaman tercinta. Sudah lebih dari 1 minggu juga kaki ini menginjak tanah Kanguru ini.
Jetlag? Iyaps. Jetlag tentunya pasti. Hampir setiap malem tidur dengan jam yang gak pasti. Setiap malem menyapa keluarga, temen-temen yang kebanyakan di Indonesia. Di grup, di chat waktu bener-bener menjadi hal yang membingungkan. Kayak cuplikan lagu “You say Good Morning when it’s Midnight” . Kangen nya pakek Roaming deh pokoknya. Hehehe
Sampe suatu ketika temen bilang, ” enak ya.” Saya balas ” enak kenapa?” . Temen bilang lagi ” Iya, seakan-akan kamu di masa depan, aku kayak ngobrol sama orang di masa depan, dan kamu lebih dekat dengan kesuksesan”
Dan setelah itu saya langsung kepikiran, emang bener apa yang dibilang sama temen. 4 jam lebih dahulu lebih dekat dengan masa depan, tapi hal lain yang muncul di benak adalah. Ketika kamu sudah berada 4 jam di depan mereka terus apa yang sudah kamu kerjain sejauh ini? Bukankah akan perlu dipertanyakan ketika kamu 4 jam lebih dahulu namun hal yang kamu kerjaan, hal yang kamu dapatkan sama dengan mereka yang beberapa jam di belakangmu?
Yaps, menjadi sebuah intropeksi diri tentang bagaimana kita menyikapi waktu, bagaimana kita menyikapi hidup. Apa yang sudah kamu lakukan dan apa yang sudah kamu hasilkan dan dapatkan dalam hidup mu? Apakah semua sudah setara dengan waktu yang kamu dapatkan dalam hidup?
Semua ini berlaku buat siapa aja, buat temen-temen yang di indo juga. Coba kita melihat berapa jam perbedaan waktu antara kalian dan negara-negara maju seperti Amerika? Ataupun Eropa? Sekitar 12 jam waktu untuk Indonesia dan Amerika. Tapi coba kita tanyakan pada diri sendiri apakah kita sudah lebih maju daripada mereka? Ayok kita sama-sama mengintropeksi diri kita masing-masing.
Terima kasih buat Best buddy ever Qonit Filza yang sudah menjadi inspirasi dari tulisan ini