Akhirnya, perjalanan S2 saya di Universitas Ciputra dengan jurusan Magister Manajemen telah selesai. Rasanya masih tidak percaya, apalagi setelah melewati berbagai tantangan dan pengalaman berkesan selama beberapa tahun terakhir. Wisuda saya yang sudah lama dinanti akhirnya akan berlangsung pada tanggal 26 Oktober 2024 ini. Ada rasa lega dan syukur yang luar biasa, terutama saat mengingat betapa penuh warna dan pelajaran perjalanan S2 ini.
Meskipun masa-masa kuliah S1 di Monash University, Melbourne dulu menjadi kenangan tak tergantikan, S2 di Universitas Ciputra ini juga membawa pengalaman yang nggak kalah berkesan. Di jenjang ini, saya berkesempatan mendalami materi yang lebih aplikatif, yang langsung bisa diterapkan ke bisnis yang kita kelola. Tidak hanya itu, saya juga bisa berkenalan dan bertukar pikiran dengan banyak orang hebat—dari pebisnis berpengalaman hingga intrapreneur yang kreatif dan inovatif. Dari sinilah, saya makin paham bahwa ilmu di kelas saja nggak cukup, dan betapa pentingnya membangun jaringan.
Menariknya, S2 kali ini lebih dari sekadar tugas kuliah dan kelas. Di samping mengerjakan tugas dan thesis, saya tetap aktif bekerja sebagai Social Media and Digital Marketing Optimizer di Nurul Hayat, yang menuntut perhatian penuh di tengah-tengah kesibukan akademik. Di sisi lain, saya juga berkesempatan bergabung di Apple Developer Academy yang menantang dan penuh pembelajaran baru. Rasanya tidak mudah, tapi pengalaman ini menjadi investasi berharga. Selain itu, saya dan teman-teman kuliah tetap menyempatkan diri untuk ikut dalam beberapa perlombaan antar universitas. Alhamdulillah, kami bisa membawa pulang kemenangan di satu perlombaan yang diselenggarakan oleh NTU Singapore—pengalaman yang memperkaya dan membanggakan.
Memang, membagi waktu antara kuliah, pekerjaan, kegiatan Apple Academy, dan lomba cukup menantang. Terlebih lagi, kalau ingat masa S1 dulu di Melbourne, saya memang suka menyibukkan diri. Di sana, saya kerja part-time di dua tempat, aktif di organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia, dan juga menjadi bagian dari tim pengibaran bendera di KJRI Melbourne untuk peringatan 17 Agustus. Tapi, jujur, kali ini perjuangan S2 terasa beda. Tenaga dan fokus mungkin tidak sekuat masa-masa kuliah S1 dulu, jadi sering merasa overwhelmed. Tapi, dengan izin Allah, semua bisa terlewati, bahkan saya bisa lulus cumlaude dengan IPK 3.90.
Perjuangan lainnya juga datang dari masalah administratif. Di tengah perjalanan S2, saya menghadapi kendala terkait ijazah Bachelor dari luar negeri yang tidak diakui setara S1 oleh DIKTI dan hanya dianggap setara D3. Ini memaksa saya untuk menyelesaikan administrasi tambahan di jenjang D3 ke S1 di salah satu kampus di Surabaya, dan tentunya berdampak pada kelulusan saya yang jadi tertunda satu tahun. Saat itu, teman-teman seangkatan sudah diwisuda, dan saya harus menunggu giliran sendiri. Sempat kecewa, tapi tetap harus dijalani.
Akhirnya, ketika nama saya dibacakan sebagai wisudawan dan saya maju ke panggung untuk bersalaman dengan dekan dan rektor, saya bisa menarik napas lega dan panjang. Mengingat perjalanan panjang yang penuh tantangan ini, rasa syukur langsung menyeruak. Perjalanan S2 ini, walaupun tertunda, penuh perjuangan untuk membagi waktu, energi, dan pikiran demi bisa menyelesaikan semuanya dengan baik. Saya sangat bersyukur atas dukungan orang tua dan keluarga yang setia menemani. Semoga ilmu yang saya dapat selama perjalanan ini bisa menjadi berkah, membawa manfaat, dan berguna bagi banyak orang.
Aamiin ya Rabbal Aalamiin.